Pengusaha Sukanto Tanoto berusaha menanamkan kesadaran lingkungan kepada berbagai pihak. Anak-anak juga menjadi salah satu sasarannya. Ini yang membuat perusahaannya mau membangun sekolah yang ramah lingkungan.
Siapa Sukanto Tanoto?
Sukanto Tanoto adalah pendiri sekaligus Chairman Royal Golden Eagle (RGE). Perusahaannya itu merupakan korporasi yang mengelola sejumlah unit bisnis yang bergerak di bidang sumber daya.
APRIL adalah satu di antaranya. Unit bisnis RGE ini bergerak dalam industri pulp dan kertas. Sama seperti perusahaan Sukanto Tanoto lain, mereka juga berusaha menanamkan kesadaran lingkungan kepada berbagai pihak. Hal itu dilaksanakan secara menarik oleh unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP). Mereka membangun sekolah yang dengan semangat mengenalkan kelestarian alam kepada para siswanya.
Sekolah itu adalah Sekolah Dasar Global Andalan estate Logas dan estate Pelalawan. RAPP membangunnya dengan konsep Eco Green Park. Di sini para siswa dapat belajar secara langsung dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Harapannya itu bisa menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan kepada mereka.
Di dalam sekolah yang berbasis Eco Green Park ini terdapat sarana pembelajaran bagi para siswa yang menstimulasi rasa ingin tahu mereka di bidang kehutanan dan pertanian. Perusahaan Sukanto Tanoto telah mendirikannya sejak 2017. Mereka memberikan kesempatan kepada para siswa untuk merasakan berbagai macam fasilitas seperti rumah kaca, rumah produksi pupuk kompos, dan pondok belajar.
Selain itu, banyak ruangan yang dibuat dengan konsep ruang terbuka. Ini dilakukan agar siswa lebih bisa merasa dekat dengan alam. Pihak sekolah juga menanam berbagai jenis pohon di berbagai sudut sekolah.
Hal itu memang disengaja. SD Global Andalan berharap para siswa jadi senang terhadap lingkungan yang terawat. Ini yang akhirnya memicu ketertarikan untuk belajar tentang alam sehingga mudah diajari konsep perlindungan lingkungan.
“Kami ingin para siswa lebih menikmati suasana belajar sehingga mereka tertarik dengan materi yang diajarkan oleh guru. Saat ini, sekolah kami memiliki 276 siswa yang siap belajar di alam, dan mereka pasti sangat senang dan lebih bersemangat untuk belajar dan meraih prestasi yang bagus,” kata Kepala Sekolah SD Global Andalan, Dasril.
Ditambahkan oleh Dasril, sistem tersebut berdampak positif. Siswa jadi lebih mudah diberi pemahaman mengenai tumbuhan. “Dengan metode pembelajaran ini, para siswa dapat mengenal berbagai jenis tanaman yang berada di Eco Green Park yang tersedia di sekolah mereka,” tutur Dasril.
Akan tetapi, keunggulan SD Global Andalan bukan hanya fasilitas semata. Mereka juga menjalankan berbagai kegiatan yang membuat para siswa tahu arti penting kelestarian lingkungan.
Ada salah satu yang menarik, yakni pengelolaan bank sampah. Di sekolah yang dibangun oleh RAPP tersebut para siswa sudah diajak untuk peduli terhadap sampah. Caranya siswa diminta untuk memilah sampah dan mengumpulkannya sesuai dengan kategorinya. Ambil contoh sampah plastik dikumpulkan di area tertentu, sedangkan sampah organik seperti dedaunan diletakkan di tempat berbeda.
Pemilahan itu tidak hanya dilakukan di sekolah. Para siswa diminta untuk melakukan hal serupa di rumah masing-masing. Nanti sampah yang sudah dikumpulkan dibawa ke sekolah. Di sini sudah ada wadah yang menampungnya.
Oleh pihak sekolah, sampah-sampah itu tidak dibiarkan begitu saja. Mereka mengajak para siswa untuk memanfaatkannya untuk membuat berbagai jenis kerajinan. Sesudahnya, kerajinan buatan siswa dijual.
Hasilnya dikembalikan lagi ke para siswa. Uang hasil penjualan kerajinan dapat mereka pakai untuk keperluan kelas masing-masing. Misalnya dananya bisa digunakan untuk membeli tanaman atau hiasan untuk kelas.
MENGUBAH PERILAKU SISWA
Program Bank Sampah yang dijalan SD Global Andalan terbukti berefek positif. Berkat kegiatan itu, perilaku para siswa berubah. Perlahan-lahan, siswa jadi terbiasa mengelola sampah lebih baik.
Namun, lebih dari itu, target dari perusahaan Sukanto Tanoto untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan mulai membuahkan hasil. Kesadaran mulai terbentuk di diri siswa.
“Kehadiran bank sampah bisa mengubah perilaku murid menjadi lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya,” tutur salah seorang guru SD Global Andalan estate Pelalawan, Renawati.
Karena program Bank Sampah yang digulirkannya, SD Global Andalan mendapat apresiasi dari pemerintah. Mereka memperoleh penghargaan Adiwiyata tingkat Kabupaten dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Perlu diketahui, Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.
Akan tetapi, keberhasilan itu tidak menjadikan SD Global Andalan berpuas hati. Mereka terus bersiap untuk meraih penghargaan yang lebih tinggi. “Adanya program bank sampah juga merupakan salah satu persiapan kami untuk meraih penghargaan Adiwiyata di tingkat provinsi pada 2018,” kata Renawati.
Bagi perusahaan Sukanto Tanoto, sekolah ramah lingkungan seperti SD Global Andalan ini memang menjadi tujuan. Mereka ingin agar banyak sekolah bisa menerapkan konsep serupa. Pasalnya, manfaatnya bagi para siswa sangat besar. Selain itu, tak kalah penting adalah rasa kepedulian lingkungan semua pihak di sekolah akhirnya bisa terbentuk.
“Ini ide yang bagus dan menarik karena mengajak siswa mengenal alam sejak masih di sekolah dasar. Adanya taman eco green ini diharapkan menjadi media pembelajaran yang baik untuk siswa dan menghasilkan siswa yang berkualitas,” kata Vice Chairman RGE Group, Bey Soo Khiang.
Selain membangun sekolah yang ramah lingkungan seperti SD Global Andalan, RGE juga menggarap kemampuan para pengajar terkait kelestarian alam. Bekerja sama dengan Tanoto Foundation, mereka melatih guru dalam mengelola sekolah yang ramah terhadap alam. Salah satunya dilakukan oleh RAPP. Mereka menggelar Training of Trainers (ToT) Pelita Sekolah Sehat dan Ramah Lingkungan untuk para guru di Riau.
Dalam kegiatan tersebut, materi diberikan kepada para guru supaya lebih cakap dalam menyampaikan pembelajaran kesehatan dan lingkungan hidup kepada siswa. Dengan demikian, nanti mereka mampu menerapkannya di sekolah masing-masing.
Perusahaan Sukanto Tanoto itu juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Kesehatan, Puskesmas serta Sekolah Penerima Penghargaan Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Sehat dalam pelaksanaan. Mereka diminta berbagi informasi dan pengalaman dengan 20 guru perwakilan dari 10 Sekolah dampingan Tanoto Foundation di Kecamatan Kuantan Tengah, Benai, Kuantan Hilir dan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi.
“Ini bagian dari program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation ke sekolah-sekolah dampingan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membangun kemitraan dengan instansi terkait dan pihak sekolah dalam menerapkan program kegiatan sekolah sehat dan sekolah hijau,” kata Environmental Specialist Tanoto Foundation, Ferdinand H Simatupang.
Tanoto Foundation memang memiliki program khusus dalam mengembangkan sekolah ramah lingkungan. Mereka memiliki program Pelita Asri yang mendorong kehadiran sekolah yang bersahabat dengan alam.
Diharapkan dengan kombinasi sekolah yang menerapkan konsep ramah lingkungan dan pengajar yang paham arti penting kelestarian alam, target perusahaan Sukanto Tanoto tercapai. Mereka bisa menyebarkan kesadaran perlindungan lingkungan kepada masyarakat sebanyak mungkin.