4 Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 , Wahbanget.com
Strategi Indonesia Pada Era Industry 4.0 | Via Pixabay

Wahbanget.com – Pada era sekarang ini, dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat, maka dibutuhkan strategi Indonesia dalam adaptasi dan membuat beberapa pelaku usaha atau industri mau tidak mau harus menyesuaikan alat dan perlengkapannya dengan mengikuti perkembangan teknologi yang pesat ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa sektor manufaktur nasional juga harus siap menuju perubahan besar dalam mengahadapi revolusi industri 4.0 ini. Dan sebagai konsekuensinya, maka perusahaan tersebut harus melakukkan pendekatan dan kemampuan baru yang diperlukan untuk membangun sebuah sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan.

Maka dari hal itu menteri perindustrian Airlangga Hartanto menyampaikan, ada beberapa strategi Indonesia dalam mengahadapi Revolusi Industri 4.0.

Baca Juga : 10 Skill Yang Perlu Dimiliki Di Era Industri 4.0

4 Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

1. Meningkatkan Keterampilan untuk Memahami Teknologi Internet of  Things

Yang pertama, menurut Airlangga adalah dengan meningkatkan kualitas SDM agar mampu memahami Teknologi Internet of ThingsPihaknya juga tengah mendorong agar angkatan kerja di Indonesia harus terus meningkatkan keterampulannya dalam memahami penggunaan Teknologi Internet of Things.

IoT juga dapat di integrasikan dengan kemampuan produksi untuk menciptakan kemudahan dalam mengaksesnya

2. Memanfaatkan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing

Untuk langkah kedua sendiri, Airlangga menyarankan agar pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smartIKM. “Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0,” imbuhnya.

3. Memaksimalkan Penggunaan Teknologi Digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Dll

Strategi yang ketiga menurut Airlangga, pihaknya meminta kepada perindustrian nasional agar dapat menggunakan beberapa teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud Computing, Augmented Reality. “SistemIndustry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen,” ungkapnya.

Menurutnya beberapa sektor industri nasional sudah memasuki era industri 4.0, beberapa diantaranya adalah industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

4. Inovasi Teknologi melalui Pengembangan Startup

Dan langkah atau strategi yang terakhir menurut Airlangga, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis. Upaya ini telah dilakukan Kementerian Perindustrian dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno Park – Rumah Software Indonesia, dan Batam (Pusat Desain Ponsel).

Menurut Airlangga, setiap negara ASEAN memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif masing-masing yang menentukan posisi sesuai dalam jaringan produksi regionalnya. “Spesialisasi merupakan kunci,” tegasnya. Untuk itu, selain meningkatkan efisiensi dan pengurangan biaya operasional, transformasi digital mampu mejamin kualitas produk. “Perbaikan di segi digital berpotensi meningkatkan produktivitas dan daya saing, yang juga mengarah pada lahirnya lebih banyak lagi pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Sumber: www.Kemenperin.go.id

loading...